
Suasana Balai Desa Jimbung pada Senin, 3 Februari 2025, tampak berbeda dari biasanya. Pagi itu, kursi-kursi telah tertata rapi, para perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat hadir dengan penuh antusias. Hari itu menjadi momentum penting: pelepasan mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper) Patria Husada Surakarta untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat selama satu bulan penuh di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten.
Kegiatan yang akan berlangsung hingga 28 Februari 2025 ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Ia adalah bagian integral dari kurikulum pendidikan Akper Patria Husada Surakarta, yang menekankan pentingnya penerapan ilmu keperawatan secara langsung di tengah masyarakat. Dalam sambutannya, Direktur Akper Patria Husada Surakarta, Ismi Purwaningsih, S.Kep., menegaskan bahwa pengabdian ini adalah jembatan nyata antara teori di bangku kuliah dan praktik kehidupan sosial sehari-hari.
“Kami berharap mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di kampus untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat di Desa Jimbung. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan sosial, komunikasi, dan kerjasama dalam tim,” ujar Ismi dengan penuh semangat.
Sambutan itu disambut tepuk tangan hangat para tamu undangan. Hadir dalam acara tersebut berbagai elemen masyarakat: perangkat desa, ketua Rukun Warga, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kepala Puskesmas, bidan desa, kader kesehatan, hingga tokoh masyarakat. Semua menunjukkan dukungan penuh atas kehadiran para mahasiswa yang akan hidup berdampingan dengan warga selama sebulan ke depan.
Pewakilan Kepala Desa Jimbung dalam sambutannya menyampaikan apresiasi sekaligus harapan besar. “Kami menyambut dengan tangan terbuka. Semoga adik-adik mahasiswa dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan. Kehadiran kalian adalah energi baru bagi desa kami,” ujarnya.
Selama pengabdian, mahasiswa akan melaksanakan serangkaian program, mulai dari penyuluhan kesehatan yang menekankan pentingnya pola hidup bersih dan sehat, hingga pelayanan kesehatan sederhana seperti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, serta konsultasi kesehatan ringan. Tak hanya itu, mereka juga akan turun langsung dalam kegiatan sosial, seperti membersihkan lingkungan bersama warga atau memberikan bantuan kepada keluarga yang membutuhkan.
Bagi mahasiswa, pengalaman ini bukan hanya soal praktik akademik. Ia adalah ruang belajar kehidupan. Tinggal di tengah masyarakat, berinteraksi dengan warga dari berbagai latar belakang, serta belajar memahami dinamika sosial yang nyata, akan menjadi bekal berharga ketika kelak mereka terjun sebagai tenaga kesehatan profesional.
Pengabdian masyarakat di Desa Jimbung ini pada akhirnya bukan hanya tentang mahasiswa Akper Patria Husada Surakarta yang belajar, tetapi juga tentang sebuah perjumpaan: antara ilmu pengetahuan dan kearifan lokal, antara semangat muda dan pengalaman masyarakat, antara kebutuhan desa dan tekad kampus untuk memberi. Dari sinilah diharapkan tumbuh sinergi yang mampu memberikan dampak positif—bukan hanya bagi warga Jimbung, tetapi juga bagi mahasiswa yang akan kembali dengan pengalaman yang tak ternilai.
Dengan doa dan harapan, para mahasiswa dilepas bukan hanya sebagai duta kampus, tetapi juga sebagai pelayan masyarakat. Satu bulan ke depan, Desa Jimbung akan menjadi ruang belajar sekaligus ruang pengabdian, tempat di mana ilmu keperawatan bertemu dengan denyut kehidupan sehari-hari masyarakat desa.